Tuesday, March 26, 2013
Teknologi Gelombang Otak
Kalau kita
pergi ke rumah sakit, laboratium, atau ke pusat-pusat penelititan fungsi otak
manusia, maka kita bisa menemui EEG atau Electroencephalogram
dan Brain Mapping. Kedua alat
tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas otak manusia. Perbedaannya adalah Brain Mapping hanya memeriksa secara
fisik. Untuk mengetahui adanya gangguan, kerusakan atau kecacatan otak,
misalkan tumor otak, pecahnya pembulu darah otak, benturan pada kepala dan
seterusnya. Sedangkan EEG memeriksa getaran, frekwensi, sinyal atau Gelombang
Otak (Brainwave) yang kemudian
dikelompokkan kedalam beberapa kondisi kesadaran.
DELTA (0,5 Hz - 4 Hz)
Getaran
atau frekwensi adalah jumlah impuls
perdetik dengan satuan hz (hertz). Berdasarkan riset selama bertahun-tahun di
berbagai negara maju, frekwensi otak manusia berbeda-beda untuk setiap fase
sadar, rileks, tidur ringan, tidur nyenyak, trance,
panik, dan sebagainya. Melalui penelitian yang panjang, akhirnya para ahli
syaraf (otak) sependapat bawah Gelombang Otak (Brainwave) berkaitan dengan kondisi pikiran. Saya akan jelaskan
satu per satu tentang jenis-jenis frekwensi Gelombang Otak (Brainwave) dan pengaruhnya terhadap kondisi otak manusia.
GAMMA (16 Hz - 100 Hz)
Gelombang Gamma cenderung merupakan yang terendah
dalam amplitudo dan gelombang paling cepat. Adalah Gelombang Otak (Brainwave) yang terjadi pada saat
seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada
di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik,
ketakutan. Kondisi Gamma adalah
kondisi dalam kesadaran penuh. Berdasarkan penyelidikan Dr. Jeffrey D. Thompson
(Center for Acoustic Research) di
atas gelombang Gamma sebenarnya masih
ada lagi yaitu gelombang Hypergamma
(tepat 100 Hz) dan gelombang Lambda
(tepat 200 Hz), yang merupakan geolombang-gelombang supernatural atau
berhubungan dengan kemampuan yang luar biasa.
BETA (12 Hz - 19 Hz)
Merupakan
Gelombang Otak (Brainwave) yang
terjadi pada saat seseorang mengalami aktifitas mental yang terjaga penuh. Anda
berada dalam kondisi ini ketika Anda melakukan kegiatan Anda sehari-hari dan
berinteraksi dengan orang lain di sekitar Anda. Frekwensi Beta adalah keadaan pikiran Anda sekarang ini, ketika Anda duduk di
depan komputer membaca artikel ini. Gelombang Beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu High Beta (> 19 Hz) yang merupakan transisi dengan getaran Gamma, lalu getaran Beta (15 Hz - 18 Hz) yang juga merupakan transisi dengan getaran Gamma, dan selanjutnya Lowbeta (12 Hz - 15 Hz). Gelombang Beta di perlukan otak ketika Anda
berpikir, rasional, pemecahan masalah, dan keadaan pikiran di mana Anda telah
menghabiskan sebagian besar hidup Anda.
Sensori Motor Rhytm (12 Hz - 16 Hz)
SMR
sebenarnya masih masuk kelompok getaran Lowbeta,
namun mendapatkan perhatian khusus dan juga baru dipelajari secara mendalam
akhir-akhir ini oleh para ahli, karena penderita epilepsy, ADHD (Attention Deficit and Hyperactivity
Disorder) dan Autism ternyata tidak menghasilkan gelombang jenis ini. Para
penderita gangguan di atas tidak mampu berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal
yang dianggap penting. Sehingga setiap pengobatan yang tepat adalah cara agar
otaknya bisa menghasilkan getaran SMR tersebut. Dan hal ini bisa dilakukan
dengan teknik neurofeedback.
ALPHA (8 Hz - 12 Hz)
Adalah
Gelombang Otak (Brainwave) yang
terjadi pada saat seseorang yang mengalami relaksaksi atau mulai istirahat
dengan tanda-tanda mata mulai menutup atau mulai mengantuk. Anda menghasilkan
gelombang Alpha setiap akan tidur,
tepatnya masa peralihan antara sadar dan tidak sadar. Fenomena Alpha banyak dimanfaatkan oleh para
pakar hypnosis untuk mulai memberikan sugesti kepada pasiennya. Orang yang
memulai meditasi (meditasi ringan) juga menghasilkan gelombang Alpha. Frekwensi Alpha, merupakan frekwensi pengendali, penghubung pikiran sadar dan
bawah sadar. Anda bisa mengingat mimpi Anda, karena Anda memiliki gelombang Alpha. Kabur atau jelas sebuah mimpi
yang bisa Anda ingat, tergantung kualitas dan kuantitas gelombang Alpha pada saat Anda bermimpi. Alpha adalah pikiran yang paling cocok
untuk pemrograman bawah sadar.
THETA (4 Hz - 8 Hz)
Adalah
Gelombang Otak (Brainwave) yang
terjadi pada saat seseorang mengalami tidur ringan, atau sangat mengantuk. tanda-tandanya
napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa
orang juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave)
ini saat trance, hypnosis, meditasi,
berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan
energi chi, prana atau tenaga dalam,
juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave)
Theta pada saat mereka latihan atau menyalurkan energinya kepada orang
lain.
Dengan
latihan, kita dapat memanfaatkan Gelombang Otak (Brainwave) Theta untuk tujuan yang lebih besar, yaitu memasuki
kondisi meditasi yang sangat dalam, namun, biasanya begitu Anda telah
mencapai Theta, Anda menjadi mudah
tertidur. Disinilah alasan bahwa gelombang Alpha
adalah keadaan utama untuk pemrograman pikiran bawah sadar Anda. Jika Anda
ingin bereksperimen dengan meditasi melalui Gelombang Otak (Brainwave) Theta, duduklah tegak untuk tetap sadar dan mencegah
dari tertidur.
Bayi
dan balita rata-rata tidur lebih dari 12 jam dalam sehari. Itulah mengapa otak
anak-anak selalu dalam fase gelombang Alpha
dan Theta. Perlu diingat, gelombang Alpha dan Theta adalah gelombang pikiran bawah sadar. Oleh sebab itu,
anak-anak cepat sekali dalam belajar dan mudah menerima perkataan dari orang
lain apa adanya. Gelombang Otak (Brainwave)
ini juga menyebabkan daya imajinasi anak-anak luar biasa. Ketika mereka bermain
mobil-mobilan misalnya, imajinasi mereka aktif dan permainan menjadi sangat
seru.
Pernahkah
Anda mendengar berita kecelakaan yang menewaskan banyak korban, tapi keajaiban
terjadi di situ? Di beritakan seorang anak bayi selamat dari kecelakaan maut
tersebut. Gelombang Otak (Brainwave) Theta
juga dikenal sebagai "gelombang ajaib", karena berkaitan dengan
kekuatan psikis. Berdasarkan penyelidikan para ahli, bahwa banyak terjadi kecelakaan
pesawat udara, kebakaran, kecelakaan kapal laut yang menewaskan banyak orang.
Namun ada keanehan, beberapa anak balita bisa selamat. Kemungkinan ini
dikarenakan anak-anak hampir setiap saat dalam kondisi gelombang Theta. Perasaan dekat dengan Tuhan pun
akan terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang Theta. Anda mungkin pernah mengalaminya saat Anda berdoa, meditasi,
melakukan ritual-ritual agama. Dengan dasar inilah "GOD SPOT" ditemukan.
DELTA (0,5 Hz - 4 Hz)
Adalah
Gelombang Otak (Brainwave) yang
memiliki amplitudo yang besar dan frekwensi yang rendah, yaitu dibawah 3 Hz.
Otak Anda menghasilkan gelombang ini ketika Anda tertidur lelap, tanpa mimpi.
Fase Delta adalah fase istirahat bagi
tubuh dan pikiran. Tubuh Anda melakukan proses penyembuhan diri, memperbaiki
kerusakan jaringan, dan aktif memproduksi sel-sel baru saat Anda tertidur
lelap. Gelombang Delta adalah
gelombang yang paling rendah pada otak Anda, otak tidak akan pernah mencapai
frekwensi 0 Hz, karena jika otak Anda dalam kasus ini Anda akan mati!
Schumann Resonance (7,83 Hz)
Schumann Resonance adalah getaran alam semesta pada
frekwensi 7.83 Hz yang juga masuk dalam kelompok gelombang Theta. Seseorang yang otaknya mampu menghasilkan dan mempertahan
frekwensi ini memiliki kemampuan supernatural, seperti ESP, telepati, clayrvoyance, dan fenomena psikis
lainnya. Anak indigo, yaitu anak super cerdas yang biasanya berkemampuan ESP
atau Extra Sensory Perception, juga
bisa memasuki gelombang ini dengan mudah dan konstan.
Penemuan
baru dibidang frekwensi dan Gelombang Otak (Brainwave)
manusia oleh Dr. Jeffrey D. Thompson dari Neuroacoustic
Research, bahwa masih ada gelombang dan frekwensi lain dibawah Delta, atau dibawah 0.5 Hz, yaitu
frekwensi EPSILON, yang juga sangat
mempengaruhi aktifitas mental seseorang dalam kemampuan supranatural, seperti
pada gelombang Theta diatas.
METODE
STIMULASI GELOMBANG OTAK
Stimulasi
Gelombang Otak (Brainwave) adalah
fenomena yang alami, sama alaminya dengan teori fisika. Getaran suara tertentu
yang didengarkan telinga bisa menggetarkan otak, sehingga otak memproduksi
gelombang yang frekwensinya sama dengan frekwensi suara yang kita dengar. Hal
ini sama saja dengan hukum fisika pada dua garpu tala.
Apabila
ada dua buah garpu tala yang senada, apabila salah satu garpu tala diketuk T1
(digetarkan), lalu didekatkan tanpa menyentuhnya kepada garpu tala lain T2 ,
yang diam, maka garpu tala yang lain ini akan ikut bergetar, dengan nada yang
sama. Maka garpu tala T2 disebut beresonansi (ikut bergetar) dengan garpu tala
T1.
Demikian
pula otak manusia, dengan diketahuinya setiap tingkat Gelombang Otak (Brainwave) manusia yang mampu
beresonansi dari getaran audio, visual, dan sinyal raba atau perasaan, maka
kita dapat menstimulasi otak kita agar menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) tertentu sesuai kebutuhan,
misalnya untuk meningkatkan kemampuan berpikir, ingatan, pemahaman yang cepat,
meditasi, aktifitas-aktifitas supranatural, mengobati atau meningkatkan
kesehatan bagi mereka yang menderita ADHD, ADD atau Autism, susah tidur dan
seterusnya.
Penulis: Ahsan AG
What ever comes on our way, what ever bad we have rage inside this, we always have a choice. We choose to be the best of ourselves. The choice that makes who we are and we can always choose to do what the right. Read More →
Related Posts:
Gelombang Otak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments: